4 Jenis Obat Ini Bisa Melayuhkan Sistem Kekebalan Tubuh

4 Jenis Obat Ini Bisa Melayuhkan Sistem Kekebalan Tubuh 4 Jenis Obat Ini Bisa Melayuhkan Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan kita berjaga setiap saat, mengawasi lagi menunggu kuman mencoba menguasai lagi melangsungkan kita lara. Namun, kondisi kesehatan lagi pengobatan tertentu bisa melemahkannya, mengganggu kemampuannya melindungi kita.

Dalam artikel ini, mau dibahas apa saja jenis obat akan dapat mebopokkan sistem kekebalan tubuh.

Memiliki sistem kekebalan tubuh yang benyai, apa artinya?

Sistem kekebalan membantu tubuh kita melawan infeksi. Ada deras elemen kepada sistem kekebalan tubuh. Memiliki sistem kekebalan nan lemah berarti tubuh tidak mampu bertahan melawan infeksi bagai biasanya. Ini kadang-kadang disebut bagaikan "immunocompromised."

Memiliki sistem kekebalan bahwa bopok dapat menyebabkan kita sering mengalami infeksi, serta dapat meningkatkan risiko infeksi serius. Beberapa orang mungkin terlahir beserta sistem kekebalan bahwa bopok. Namun, terkadang kondisi kesehatan atau pengobatan tertentu menyebabkan kondisi ini.

Apa itu imunosupresan?

Imunosupresan adalah obat yang melemaskan sistem kekebalan tubuh. Obat ini melakukannya dengan melaksbocahan sistem kekebalan tubuh menjadi kurang rajiin.

Imunosupresan selurusnya bisa membantu terdalam kondisi tertentu. Misalnya, kaum orang menggunakan imunosupresan setelah menerima transplantasi organ. Ini membantu mencegah sistem kekebalan menyerang organ mutakhir.

Imunosupresan agak digunakan sebagai pengobatan demi orang beserta kondisi tertentu akan disebabkan beserta sistem kekebalan tubuh akan kelewat aktif. Ini termeruyup lupus lagi artritis reumatoid.

Akan tetapi terdalam kasus lain, imunosupresi merupakan efek samping mengenai obat-obatan tertentu.

Ada gemuk obat yang dapat mebopokkan sistem imun. Inilah sebagian contoh umum imunosupresan.

1. Biologis bersama biosimilar

Menurut laman U.S. Food and Drug Administration (FDA) obat biologis adalah pengobatan yang terbuat melalui sel bernyawa melalui manusia, hewan, atau mikroorganisme. Ini berlainan beserta pengobatan “kedaerahan” yang dibuat menggunakan bahan kimia sederhana.

Biosimilar bagaikan obat generik. Obat generik mengandung salinan tepat dari bahan getol dalam obat bermerek. Namun, karena obat biologis berawal dari sel hidup, tidak mungkin melangsungkan salinan persisnya. Tetap saja, biosimilar beraksi dengan cara akan setarabagaikan biologis akan memerankan dasarnya, meskipun itu bukan salinan persisnya.

Ada berjibun obat biologis dan biosimilar berjarak yang tersedia. Mereka berbicara paling dalam beberapa cara. Cara mereka melayuhkan sistem kekebalantergantung cukup obatnya.

Misalnya, obat tertentu mengobati kondisi autoimun laksana artritis reumatoid. Kondisi autoimun disebabkan sebab sistem kekebalan tubuh nan terlantas rajiin. Obat biologis maka biosimilar sering kali dapat "menurunkan" sistem kekebalan kepada pengobatan.

Obat-obatan ini globalnya memblokir protein sistem kekebalan tertentu yang "mengberjiwakan" sistem kekebalan. Namun, konsekuensi potensial dari obat-obatan ini adalah mengembangkan sistem kekebalan yang lebih lemah.

Contoh obat biologis memakai biosimilar nan dapat melemahkan sistem kekebalan meliputi:

Akan tetapi, tidak semua obat biologis lagi biosimilar mebokohkan sistem kekebalan. Misalnya, erenumab (Aimovig) adalah obat biologis yang dapat membantu mencegah migrain. Pabrikan Aimovig mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa itu mebokohkan sistem kekebalan tubuh.

2. Kortikosteroid

Editor’s picks

Mengutip publikasi StatPearls, kortikosteroid adalah kelas obat adapun dapat mengobati berbagai kondisi kesehatan, termasuk:

Obat-obatan tercantum dibuat untuk bekerja ibarat hormon steroid alami ekstra dalam tubuh. Namun, kortikosteroid dapat menyandang efek imunosupresif.

Kortikosteroid menurunkan jumlah sel sistem kekebalan dan enzim (bahan kimia) adapun dibuat tubuh. Ini dapat membuat sistem kekebalan tubuh selaku kurang aktif dan reaktif. Ini berguna kedalam situasi tertentu, seperti selepas menerima transplantasi organ. Akan tetapi, itu juga berarti seseorang lebih mungkin terkena infeksi.

Risiko akan imunosupresi tampaknya meningkat bersama dosis yang lebih banter beserta penggunaan jangka berjarak. Risiko ini biasanya tidak berlaku akan penggunaan kortikosteroid jangka sekejap, sebagai menggunakannya senyampang kira-kira hari akan mengobati PPOK.

Contoh kortikosteroid yang global merupakan prednison, deksametason, dan metilprednisolon.

3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah sekelompok obat yang sering digunakan akan mengobati kanker.

Secara umum, obat kemoterapi berkarya demi menghentikan sel-sel dekat tubuh agar tidak bereplikasi bersama tumbuh. Ini memengaruhi sel yang tumbuh bergas sebagaimana sel kanker. Kemoterapi membunuh sel kanker bersama menghentikan pertumbuhannya dekat tubuh.

Sayangnya, kemoterapi agak memengaruhi sel sehat, sebagai sel sistem kekebalan. Kemoterapi menghentikan pertumbuhan bersama pembelahan sel-sel kekebalan, yang melemahkan sistem kekebalan. Artinya, orang yang menerima kemoterapi agak lebih berisiko terkena infeksi.

Contoh obat kemoterapi meliputi:

4. Obat transplantasi organ

Obat akan digunakan setelah transplantasi organ digunakan bagi mebokohkan sistem kekebalan tubuh. Penggunaannya bermanfaat untuk melindungi organ akan ditransplantasikan. Tanpanya, sistem kekebalan akan mengidentifikasi organ akan ditransplantasikan demi "benda asing". Itu bagi meningkatkan serangan terhadap organ bagi pertahanan diri. Ini dikenal demi penolakan organ.

Ini dapat terjadi segera sesudah satu minggu sesudah transplantasi, tetapi risikonya paling kuat selama tiga bulan teristimewa. Ini agak dapat terjadi berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sesudah operasi transplantasi.

Untuk membantu mencegah penolakan organ, pasien bisa minum obat tertentu sesudah transplantasi organ. Obat-obatan ini melayuhkan sistem kekebalan dengan berbagai cara.

Secara innternasional, obat-obatan terkandung bergiat lewat cara memangkas aktivitas kedalam sistem kekebalan tubuh. Namun, sayangnya mereka pun menghalangi sistem kekebalan demi merespons ancaman nyata, termenganut infeksi bakteri atau virus.

Contoh obat transplantasi organ meliputi:

Berbagai obat dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Dalam beberapa kasus, ini disengaja, misalnya setelah transplantasi organ. Dalam kasus lain, itu adalah efek samping ketimbang obat-obatan tertentu. Memiliki sistem kekebalan akan lemah menempatkan kita dengan risiko infeksi akan lebih jangkung.