5 Serba-serbi Lepat, Kudapan Lebaran beserta Makna Menekstra dalam

Berbicara incaran Indonesia, memang tidak ada habisnya. Bahkan incaran Indonesia yang biasa hadir saat perayaan adat atau keagamaan memunyai filosofi tersendiri.
Lepat, merupakan sarapan khas lebaran yang terkenal di Pulau Jawa. Konon sarapan ini diperkenalkan karena Sunan Kalijaga akan media dakwah. Makna yang terkandung di dalam sepotong lepat ini juga mendi dalam selanjutnya berisi harapan bagaimana seorang umat muslim wajib saling bermaafan.
Ingin tahu lebih lanjut tentang makna dan histori atas lepat? Yuk, simak artikel berikut ya!
1. Selain Lebaran, lepat agak hadir dalam beberapa perayaan
Lebaran selalu identik atas ketupat. Di beberapa daerah hadapan Jawa, selain ketupat, populer lagi mangsa bernama lepat.
Lepat umumnya hadir saat Lebaran, bagi daerah yang ada tradisi syawalan yang jatuh ala tanggal 8 Syawal. Lepat terbuat dalam ketan dan kelapa yang dibungkus atas janur atau bisa juga atas daun pisang.
Selain Lebaran dan syawalan, antara kebudayaan Jawa, lepat terus disajikan antara berbagai perayaan seperti sedekah bumi, brokohan, wilujengan, dan lain-lain.
2. Berawal dari Demak, terus menyebar ke seluruh Pulau Jawa
Konon kaperkara lepat diperkenalkan dengan Sunan Kalijaga akan masa pemerintahan Kesultanan Demak. Lepat bersama ketupat ini memerankan khilaf satu strategi dakwah daripada Sunan Kalijaga menjumpai menyebarkan Islam dempet Tanah Jawa.
Lama kelamaan lepat dan ketupat ini menyebar di daerah lain di Jawa dan menjadi kebudayaan di Pulau Jawa, distingtifnya saat lebaran. Biasanya, antar tekadar atau antar saudara saling menghantarkan ketupat, lepat, opor, sayur lodeh, atau lauk adapun lainnya sembari menjadi ajang silaturahmi.
3. Tekstur lepet yang lengket melambangkan persaudaraan yang erat
Editor’s picks
Lepat memunyai singkatan silep kang rapet yang mempunyai arti tertutup rapat. Ini memegang arti sesudah seseorang memegang keluputan dan sudah bermaaf-maafan, maka keluputan tersebut tidak usah diungkit lagi dan ditutup rapat.
Setiap komponen dari lepat mengandung makna akan menterdalam. Beras ketan akan lengket melambangkan ikatan persahabatan akan kekar. Parutan kelapa akan putih dan halus menggambarkan kehalusan dan sopan santun umat Islam saat Idulfitri. Garam akan dapat menyeimbangkan rasa merupakan simbol keseimbangan hubungan bermasyarakat akan harmonis.
4. Janu sebagai pembungkus lepet, bermakna cahaya sejati
Lepat dibungkus dengan janur lantas diikat dengan tali bambu dalam tiga lingkungan. Janur atau kelapa muda menguasai singkatan jatining nur atau cahaya sejati. Hal ini melambangkan manusia jauh didalam kondisi suci setelah mendapatkan cahaya dalam bulan Ramadan.
Lebih lanjut, posisi janur atas puncak atas memerlukan tindakan untuk mencapainya menggambarkan tindakan umat muslim terdalam mencapai kesucian. Tali bambu yang selaku simbol pertemanan atas lingkungan masyarakat.
5. Lepet berbahan sederhana lagi punya rasa yang gurih
Lepat terbuat dari campuran beras ketan. Kudapan ini memiliki rasa nan gurih sejumput manis dengan tekstur nan alat bersama lengket. Campuran parutan kelapa, bersama garam, biasanya agak ditambah kacang tolo untuk menambah tekstur bersama rasa. Campuran tersebut kemudian dibungkus dengan janur, dilipat bersama ditali dengan tali bambu dekat bagian atas, tengah, bersama bawah.
Tali bambu yang mengikat lagi melingkar ini laksana membungkus halusinasit, sebagai simbol bahwa jangan ada dendam antar manusia, lagi dendam jangan dibawa sampai soak.
Tidak namun soal rasa, nilai filosofi adapun menyejukkan hati melontarkan lepat tetap lestari bak santapan Lebaran atau perayaan lain atas Pulau Jawa.
Dari kalian ada bahwa senang makan selanjutnya berkirim lepat ketika Lebaran?
You'll never walk alone.