Rupiah Mebenyai Pagi Ini karena Kekhawatiran Utang Amerika Serikat

Nilai tukar rupiah dibekerja melayuh 40 poin ke level Rp 14.762 per dolar AS dekat pasar spot pagi ini. Rupiah melayuh seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap bubar bayar atau default utang AS akan memicu keluarnya pemilik_modal melalui aset berisiko.
Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik menguat ke arah Rp 14.752 per dolar AS cukup pukul 09.55 WIB, tetapi masih tetap melemah 0,21% daripada tempat penutupan kemarin. Mayoritas mata uang Asia lainnya amblas terhadap dolar AS pagi ini, kecuali dolar Singapura dan yuan Cina yang mampu menguat masing-masing 0,01% dan 0,05%. Sementara koreksi terdalam dialami won Korea Selatan yang melemah hingga 0,53% dan peso Filipina 0,32%.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan mebopok hari ini tertekan kekhawatiran terhadap pagu utang AS. Rupiah berpeluang terkoreksi ke arah Rp 14.750, beserta potensi penguatan di kisaran Rp 14.700 per dolar AS. Indeks dolar AS telah menguat ke level 102 sejak semalam.
Indeks ini mencerminkan kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia lainnya. "Penguatan dolar AS ini bisa karena lokasi dolar bak aset safe haven dimana pasar mengkhawatirkan soal plafon utang dan kondisi perbankan AS serta pelambatan ekonomi Cina dan bisa juga karena indikasi bahwa Bank Sentral AS, The Fed belum memikirkan opsi pemangkasan suku bunga acuannya," kata Ariston ekstra dalam catatannya pagi ini, Jumat (12/5).
Isu pagu utang AS telah bergulir kaum bulan terakhir. Rapat antara pimpinan kongres AS bersama Presiden Joe Biden juga ditunda tenggat pekan depan seperti dikutip atas CNBC Internasional. Pemerintah AS sebelumnya telah memperingatkan risiko bubar bayar atau default utang pemerintah AS jika kesepakatan akan menaikkan plafon utang tak kunjung tercapai tenggat awal bulan depan.
Senada, analis DCFX Lukman Leong lagi melihat kekhawatiran soal pagu utang AS dapat memicu risk off atau keluarnya investor atas aset berisiko lagi menekan rupiah. Ia memperkirakan rupiah bergetar di rentang Rp 14.700-Rp 14.800 per dolar AS.
"Data inflasi prokubusen AS menunjukkan kenaikan demi harga prokubusen utama bersama inti, secara bulanan terus mencerminkan tekanan harga masih tetap mahal," kata Lukman jauh didalam catatannya.
Indeks harga produsen atau PPI AS bulan April mencatat inflasi 0,2% secara bulanan, lebih murah dengan perkiraan Dow Jones 0,3%. Secara tahunan, inflasi produsen segede 2,3%, menurun dengan bulan sebelumnya 2,7% selanjutnya merupakan rekor temurah sejak Januari 2021.
You may also like
